Program Perdana HIPMI: Bukan Seminar, Tapi Pembaruan KTA

Menu Atas

Header Menu

.....

Program Perdana HIPMI: Bukan Seminar, Tapi Pembaruan KTA

Kamis, 25 Desember 2025

Gambar Berita

Belum genap kursi kepengurusan terasa hangat, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) langsung tancap gas dengan program yang dianggap paling relevan dengan denyut nadi organisasi: pembaruan Kartu Tanda Anggota (KTA). Sebuah langkah strategis yang menunjukkan bahwa sebelum berbicara soal investasi, inovasi, dan pengusaha naik kelas, yang paling penting adalah memastikan kartu di dompet tidak kedaluwarsa.

Program ini diumumkan tak lama setelah pelantikan, seolah menjadi penanda bahwa era baru kepengurusan dimulai bukan dengan gebrakan ekonomi, melainkan dengan administrasi yang rapi. Para anggota pun menyambutnya dengan antusias bercampur pasrah, karena di setiap organisasi, pembaruan KTA selalu menjadi ritual sakral yang tak terhindarkan.

Menurut penjelasan pengurus, pembaruan KTA diperlukan agar data anggota lebih valid, modern, dan tentu saja selaras dengan semangat transformasi digital. Mulai dari foto terbaru, data usaha terkini, hingga status keaktifan, semuanya harus diperbarui. Dengan kata lain, HIPMI ingin memastikan bahwa seluruh anggotanya masih benar-benar pengusaha, bukan sekadar alumni rapat dan mantan pemilik kartu.

Menariknya, program ini diposisikan sebagai prioritas utama, seakan-akan tanpa KTA baru, roda organisasi berpotensi oleng. Beberapa anggota bahkan bercanda bahwa KTA HIPMI kini naik level, bukan lagi sekadar kartu identitas, melainkan simbol eksistensi. Tidak punya KTA terbaru? Risiko terberatnya bukan sanksi, tapi tatapan heran saat menghadiri acara resmi.

Di sisi lain, pembaruan KTA juga disebut sebagai pintu masuk bagi berbagai program lanjutan. Logikanya sederhana: sebelum mendapat akses pelatihan, jejaring, dan peluang bisnis, anggota harus lulus ujian pertama, yakni mengisi formulir dengan benar dan mengunggah dokumen tanpa typo. Sebuah seleksi alam versi organisasi yang menguji kesabaran dan koneksi internet.

Pengurus menegaskan bahwa program ini bukan sekadar urusan kartu, melainkan upaya penataan organisasi agar lebih profesional. Bahasa resminya terdengar serius, meski di lapangan, diskusi antaranggota lebih banyak berkisar pada pertanyaan klasik: "Foto pakai jas wajib, atau boleh pakai batik?"

Dengan langkah ini, HIPMI ingin menunjukkan keseriusan sejak awal kepengurusan. Pesannya jelas, sebelum bicara besar soal kontribusi terhadap perekonomian, mari mulai dari hal paling mendasar. Administrasi rapi, kartu aman, dan dompet anggota kembali penuh, setidaknya dengan satu kartu tambahan yang menegaskan status sebagai pengusaha muda resmi.